Tuesday, 20 January 2015

Naik Mudah, Bawa Turun Susah!



Semua pasti pernah dengar 5CM Movie yang merupakan karyanya om Donny Dhirgantoro. Semua orang seperti tersulut semangatnya untuk mendaki, memantapkan kaki menuju atap-atap negeri. Semangat yang timbul dari karya tersebut salah satunya dari kata-kata :

“Loe Semua Dapat Salam dari Indonesia!”
 


Siapa yang tak tergerak hatinya dengan kata-kata tersebut? Kata-kata nan heroik yang membangkitkan semangat nasionalisme dalam diri (lebay yang nulis ---> -_-)


Hakikat pendakian gunung saat ini sudah berubah, yang tadinya hanya dinikmati oleh segelintir pecinta alam hingga kini menjadi hobi baru semua kalangan. Sisi positifnya adalah semakin banyak jiwa muda Indonesia yang menyadari kehebatan alam negerinya dibanding dengan negara lain. Tak ayal banyak lahir generasi pendaki baru yang lahir akibat pengaruh film.


Semangat yang tinggi dari para pendaki baru tersebut sayangnya tidak dibarengi dengan pengetahuan mountaineering yang mumpuni. Sehingga menimbulkan permasalahan baru bagi Indonesia, yaitu degradasi alam! Lihat saja ulah para pendaki baru yang mengaku sebagai pecinta alam, mereka meninggalkan sampah dan coretan-coretan di gunung tanpa menaruh rasa peduli.

 
Katanya cinta alam kok coret-coret, :p


Pendaki bersusah payah menggotong tas yang berisi bekal selama perjalanan. Menggelar tenda dan meninggalkan sebagian beban di punggungnya untuk menuju puncak. Sesampainya di puncak, merayakan kemenangan atas penaklukannya dan turun kembali. Menyisakan sampah berantakan tak hanya di sekitar tenda, tapi juga di sepanjang jalur pendakian. Alasan yang paling sering terdengar adalah sampah memberatkan bawaan mereka. Seharusnya tidak ada kata memberatkan, jika di dalam diri telah ada kesadaran lingkungan yang tinggi.
siapa yang bawa, mereka yang sibuk
sengaja dibalik, biar repot dikit liatnya, hihih

Seorang pemandu yang sedang membakar bukit-bukit sampah di Ranu Kumbolo, Semeru sempat berkata, “Kalo ndak dibakar, sopo sing meh tanggung jawab bawa turun? Koyoke pendaki sekarang gampang bawa naik, turune susah men!” Lain di semeru, lain di Papandayan, disini sampah berserakan di sepanjang jalan menuju Pondok Saladah.


Sebegitu tidak bertanggung-jawabkah dengan sampah yang kita hasilkan sendiri?? Ayo bangkitkan kesadaran akan pentingnya sampah! Indonesia milik kita, tanah tumpah darah kita, sudah sepantasnya jika kita rawat, meski dengan cara-cara sederhana seperti mengurus sampah dengan baik. 

Kalau bukan sekarang, lalu kapan? Kalau bukan kamu, lalu siapa?

2 comments:

  1. Baru mampir udah suka sama tulisannya :)

    ReplyDelete
  2. ih jadi malu hihi *ngumpet balik meja* makasih

    ReplyDelete