Saturday, 24 January 2015

Voluntourism, Menyebar Cinta Ala Pejalan

Halo! Saya Astari.. Saya membuat tulisan ini dalam rangka memperkenalkan lebih jauh tentang apa yang orang sebut dengan Voluntourism, ada yang pernah mendengar sebelumnya? 
WHAT
Secara harfiah, voluntourism adalah sebuah penggabungan kata, volunteer dan tourism. Maksudnya adalah suatu kegiatan aktivitas volunteer yang dilakukan dalam lingkup tourism.
WHEN
Kapan aja bisa dilakukan, syaratnya kalian harus dalam posisi jalan-jalan (ahaha ya iyalah!)
WHO
Siapa aja yang mempunyai niat tulus untuk mengenal lebih dekat saudara dan lingkungannya
WHERE
Dimanapun destinasi tujuan wisatanya, dapat dijadikan tempat untuk saling memberi dalam hal kebaikan
WHY
Esensi voluntourism adalah simbiosis mutualisme, pejalan mendapatkan 'nilai' baru di kehidupannya sementara penduduk lokal mendapat solusi dari permasalahan yang ada pada daerahnya
HOW
Berjalanlah dengan hati :)
Kalau menurut saya, istilah voluntourism masih sangat awam di negara ini, namun virusnya saya rasa sudah cukup banyak menyebar di seantero nusantara. Mengapa? Karena saya yakin dengan predikat keramah-tamahan yang dimiliki Indonesia, banyak cinta yang telah ditabur untuk menjunjung rasa persaudaraan di antara anak bangsa.
Lebih tajamnya, voluntourism dapat mengantarkan Indonesia menuju era baru dalam dunia pariwisata, yaitu dunia pariwisata yang sustainable. Kenapa sustainable? Karena dunia tempat kita berpijak ini bukanlah milik kita seorang, dunia ini milik generasi penerus. Sungguh merupakan perbuatan egois apabila kita dengan tamak mengupas semua yang ada di permukaan bumi hanya untuk memuaskan nafsu semata. Sudah saatnya kita berpikir jauh ke depan demi sebuah masa yang lebih baik bagi generasi penerus. Sebab, bukan tidak mungkin dunia yang kita tinggali hari ini akan rusak bila tidak dihargai dengan nilai yang pantas.
Looks good, feels good, does good
www.slideshare.net
Voluntourism lahir dari rasa memiliki terhadap sesama dan lingkungan wisata Indonesia. Jika rasa memiliki telah mengalir di dalam diri seseorang, maka yang dilakukan bukan hanya menjaga tapi juga mengembangkannya menjadi sebuah gerakan untuk memajukan pariwisata Indonesia.
Sadarkah kalian bahwa perkembangan dunia pariwisata di Indonesia dalam keadaan stagnan dari tahun ke tahun? Sadarkah kalian bahwa kita telah kehilangan momen dibanding dengan negara tetangga dalam hal  memajukan pariwisata? Pariwisata di Indonesia dapat dijadikan generator yang cukup menjanjikan dalam roda perekonomian negeri, apabila dikelola dengan pemikiran yang berkelanjutan.
Saya punya kisah menarik tentang mimpi saya. Selain Indonesia, alam penuh mimpi saya berada di negeri nun jauh disana, Nepal. Hal yang membuat saya jatuh cinta dengan negara ini adalah Gunung Amadablam, dan cultural heritage yang dimiliki negara dengan bentuk bendera unik ini. Sama dengan Indonesia, negara ini sangat kaya dengan peninggalan budayanya, ada ribuan kuil menarik di seluruh penjuru negeri dengan penduduk yang taat beribadat. Sebuah harmoni pemandangan yang luar biasa menarik.
Negara kecil yang mengandalkan perekonomiannya dari pariwisata ini, memiliki cara tersendiri untuk menggaet turis. Dengan membuat program volunteer untuk turis dengan budget tak seberapa yang ingin datang berkunjung ke negaranya. Sebuah win-win solution untuk meningkatkan jumlah pendatang, memperkenalkan budaya negeri namun juga mempunyai misi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. Mereka mengundang seluruh dunia untuk datang dan menjadi aktor dalam keseharian tumbuh-kembang warga Nepali dalam kurun waktu yang cukup fleksibel antara 1 minggu sampai dengan +/- 1 bulan.
Para pendatang akan ditempatkan disuatu lokasi wisata seperti Kathmandu atau Pokhara untuk menjadi relawan di bidang-bidang yang sudah disediakan seperti mengajar bahasa inggris, membantu memperbaiki rumah, hingga membantu dalam pelestarian lingkungan. Uniknya, dalam mengajar bahasa inggris, bukan hanya diperuntukan bagi pelajar, namun lebih kepada orang-orang bersentuhan langsung pada dunia pariwisata, seperti travel agent, supir taksi, hingga porter. Menurut saya, ide 'voluntourism' ini dilakukan pemerintah agar para Nepali sadar dengan kekayaan yang dimilikinya, mereka tergerak untuk memajukan pariwisata negeri dengan meningkatkan komunikasi terhadap para pendatang.
Menurut saya, hal ini merupakan cara yang cukup jitu untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan juga mempermudah para wisatawan asing untuk mengenal Indonesia secara mendalam. Tentu dengan cara seperti itu, para relawan yang telah kembali ke negerinya akan bercerita dan mengajak teman-temannya untuk datang menjadi relawan.
Indonesia punya banyak wisata yang dapat dikembangkan menjadi destinasi para relawan, Sebab masih banyak tempat di tanah air yang harus bangkit menjadi daerah melek pariwisata. Banyak tempat wisata yang memiliki infrastruktur kurang memadai, akomodasi tidak layak hingga warga yang menarik harga tiket dengan perbedaan ekstrim antara wisman dan lokal. Dalam hal pariwisata, Indonesia masih sama dengan Indonesia berapa belas tahun lalu, bedanya sekarang pemerintah aktif 'pamer' slogan Wonderful Indonesia. Dengan sisi menyedihkan, masyarakat setempat tidak siap dan mengakibatkan eksploitasi alam yang justru merusak.
Indonesia belum serius mengubah wajah pariwisata negeri. Bayangkan, Malaysia dengan bangga mengolah becak menjadi atraksi wisata, becak didesain sedemikian rupa hingga cantik, dipasangi musik, dengan rute tidak seberapa, berhasil membuat taraf hidup tukang becak lebih baik. Lalu bagaimana Indonesia yang punya banyak becak namun pengemudinya hidup di bawah garis kemiskinan? Atau Thailand yang memiliki Phuket, yang keindahannya bahkan masih kalah dibandingkan Raja Ampat, justru mampu menyedot wisman lebih banyak dari negara kita.
Indonesia harus bekerja lebih giat untuk memajukan pariwisata, antara lain mengedukasi masyarakat untuk menggali potensi kedaerahan lebih dalam, meningkatkan kualitas branding pariwisata, dan selalu mengatasnamakan kenyamanan pejalan di area wisata. Untuk dapat mencapai hal-hal tersebut, kita sebagai pejalan harus mampu menjadi ujung tombak masyarakat, salah satunya dengan mengubah perspektif yang ada tentang pejalan. Maksudnya adalah, dengan menjadi pejalan yang tidak hanya menikmati alam, namun juga mampu memberikan kontribusi nyata pada destinasi wisata yang didatangi. Dengan begitu, lambat laun masyarakat akan lebih menghargai pejalan dan mungkin ikut melakukan perubahan nyata pada lingkungan huniannya.
Ada banyak cara untuk menarik wisman datang ke negeri indah ini, salah satunya dengan wisata ala 'voluntourism' itu, namun lebih daripada itu semua ada baiknya kita memperbaiki wajah pariwisata Indonesia terlebih dahulu. Jika dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin nantinya pariwisata Indonesia mampu mengalahkan jumlah wisman yang datang ke Thailand atau bahkan Perancis :p
Tulisan ini saya sertakan dalam rangka mengikuti writing competition yang diadakan oleh Traveller Kaskus dalam rangka memperkenalkan gaya berjalan yang baru di Indonesia, yaitu, Voluntourism yang merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan awareness pejalan terhadap destinasi wisata yang didatanginya.
http://www.kaskus.co.id/thread/54b0feb3c0cb17ac7f8b456d/official-thread-voluntourism-traveller-kaskus/1 Go check it! And be the part of this competition :)

Tulisan ini bersumber dari : http://go2trek.com/27/Volunteer-Tourism.first-enviromental
                                        chirpstory.com/li/246423

5 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. keren kak. baca tulisanku tentang voluntourism juga di www.imamrianto.me

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih mas :) bolehlah saya berkunjung nanti hehe

      Delete