Monday, 2 February 2015

Denyut Asa Untuk Indonesia

Indonesia kaya rasa, itulah Indonesia di mata saya. Sebuah negeri yang tiada henti mencipta decak kagum. Pesonanya tersebar dan memiliki ciri khas tersendiri. Bali dan Raja Ampat yang mendunia, Danau Toba yang luar biasa, hingga Gunung Rinjani yang teramat cantik, menghiasi Sabang hingga Merauke. Jika harus menikmati rasa di tiap daerah, tentu tidak pernah habis seumur hidup kita. Tapi, kenapa wisatawan asing 'malas' datang ke Indonesia dan berkunjung ke negara tetangga?
Menurut Tempo.co mengenai nilai pariwisata negara Asia Tenggara, ternyata Indonesia jauh tertinggal bila dibandingkan dengan negara lain seperti, Singapua, Malaysia, bahkan Brunei yang memiliki luas negara tidak seberapa. Menyedihkan, padahal negara ini jauh lebih kaya dibanding negara lain :( 
Pernak Pernik Kehidupan
Ada beberapa permasalahan yang merajai dunia Pariwisata Indonesia, yang entah kenapa selalu sama sejak belasan tahun lalu dan tidak ada perubahan yang signifikan, antara lain :
     1. Pemerintah tidak serius menggarap kepariwisataan
     2. Branding Indonesia tidak konsisten dan kurang gencar
     3. Infrastruktur dan Akomodasi tidak layak
     4. Masyarakat kurang memiliki kesadaran lingkungan
     5. Ego sektoral yang terlalu tinggi
Dari kelima permasalahan yang saya rangkum, hal yang paling krusial adalah dari segi pemerintah, sebab pemerintah adalah titik puncak sebuah negara. Saya akan memberikan contoh dari segi travel blogger. Saat Malaysia mengadakan acara Malaysia Tourism Hunt 2013, mereka mengundang 25 blogger dari seluruh dunia, lalu darimana mereka tahu identitas blogger dari negara tertentu? Ternyata mereka mempunyai database blogger seluruh dunia, mencengangkan! Untuk apa mempunyai database blogger? Hal remeh-temeh tersebut ternyata memiliki manfaat, yaitu untuk mempromosikan wisata, salah satunya dengan adanya acara Malaysia Tourism Hunt itu. Bagaimana Indonesia?
Contoh selanjutnya mengenai peran penting pemerintah dari segi branding. Jika saja pemerintah berniat untuk menggenjot pariwisata Indonesia, tentu ia akan menyuruh Kementerian Pariwisata untuk bertindak 'gila', kenapa? Indonesia butuh lebih dari sekedar 'Wonderful Indonesia' yang digelar secara bergilir namun setelah acara selesai, selesai pula branding itu berkibar di langit. Indonesia butuh gebrakan yang konsisten di dunia pariwisata. Semangat 'Wonderful Indonesia' harus disematkan oleh pemerintah ke tiap-tiap jiwa masyarakatnya, sebab hanya dengan bersatu padu mencintai negeri inilah kita akan mampu mengangkat nama Pariwisata Indonesia ke ranah internasional.
Jika pemerintah adalah titik puncak sebuah negara, maka rakyat adalah jiwa dari negara tersebut. Lalu apa yang harus dilakukan oleh rakyat untuk meningkatkan potensi pariwisata? Membujuk pemerintah untuk aktif mendukung pion-pionnya dalam memajukan pariwisata. Pion yang dimaksud disini ialah, komunitas pengusung konservasi alam, penggiat cagar budaya hingga travel blogger. Mereka, kami dan kita adalah pion negara yang akan selalu bergerak mempromosi sekaligus menjaga destinasi pariwisata indonesia.
Beberapa komunitas penggiat pariwisata belakangan ini sibuk mempromosikan gaya baru dalam traveling, mereka menyebut gaya itu dengan 'Voluntourism'. Voluntourism merupakan penggabungan dari dua kata, Volunteer dan Tourism. Maksud voluntoureer adalah seseorang yang mengadakan kegiatan volunteer dalam lingkup pariwisata. Mereka diharapkan dapat memberi kontribusi sekecil apapun terhadap destinasi wisata yang dituju. Sehingga nantinya akan terbentuk ikatan saling memberi antar pelaku. Gaya ini mucul sebagai salah satu solusi dalam menghadapi permasalahan wisata yang ada di negeri ini dan juga sebagai bentuk upaya mencapai tujuan "Pariwisata Berkelanjutan".
Seperti Apa Bentuk Voluntourism?
Ada banyak contoh voluntourism yang ada di sekitar kita tanpa disadari, berikut beberapa pengamatan saya mengenai voluntourism di Indonesia :
Inspirasi dari Milk Academy Bersama Peternak Sapi Argosari

   1. Beberapa Universitas di Indonesia memiliki program KKN (Kuliah Kerja Nyata) dimana para            pelajar diharuskan untuk mengabdi kepada masyarakat selama kurun waktu tertentu. Meraka              diminta untuk mencari permasalahan yang dihadapi sebuah desa untuk kemudian menghasilkan          sebuah solusi nyata. Misalnya, di desa X sebagai penghasil susu sapi seharusnya mampu                      meningkatkan taraf hidup masyarakatnya, namun kenyataannya adalah sebaliknya, maka para              pelajar diminta untuk memberikan solusi seperti, memberi ide alternatif pengolahan susu sapi              agar dapat  meningkatkan nilai jual susu sapi di daerah X. 


   2. Gerakan Book For Mountain, mereka menyatakan diri sebagai kurir buku untuk seluruh anak di          nusantara, sekalipun di tempat-tempat terpencil. Mereka yang sebagian besar terdiri dari muda-          mudi ini berkelana ke pelosok negeri untuk menikmati alam Indonesia sambil menyerahkan buku        untuk adik-adik tercinta. Sebuah gerakan traveling sambil membantu sesama yang cukup unik.

Salah satu desa tempat #RelawanMengajar bertemu adik-adik
Penggalangan dana SAAN

   3. #RelawanMengajar oleh SAAN, mereka rata-rata berawal dari traveling lalu menyadari betapa             pendidikan masih merupakan barang mahal yang sulit teraih di beberapa penjuru negeri ini.                Beberapa dari mereka membangun warung baca di Terminal Garut yang pada akhirnya                        dirobohkan karena dianggap sebagai bagian dari bangunan kumuh, ada juga yang mengumpulkan        anak-anak desa agar dapat mengenyam pendidikan dasar. Semua mereka lakukan sambil                      menyelam minum air alias sambil jalan-jalan melihat Indonesia lebih dekat. 
Sebenarnya banyak gerakan yang telah ada dan berkembang di negeri tercinta ini yang berbasis voluntourism, namun tidak banyak. Maka dengan itu, beberapa instansi berkolaborasi dengan komunitas untuk memperkenalkan gerakan voluntourism untuk memperbaiki pariwisata dari segi rakyat Indonesia. Kita bisa asal bersatu.
Voluntourism = Traveling Plus-Plus
Voluntourism digadang merupakan salah satu jalan untuk mencapai sistem Pariwisata Berkelanjutan, maka untuk menciptakan hal tersebut, bukan hanya segelintir orang yang bergerak, tapi seluruh masyarakat Indonesia harus bersatu menuju harapan tersebut. Pemerintah harus membuat voluntourism sebagai jalan untuk menarik para backpacker asing mendatangi Indonesia. Pertama pemerintah harus menghilangkan 'adat' mengeruk dollar dari kantong wisman, kedua membuat program agar para wisman dapat diberdayakan di daerah wisata untuk meningkatkan taraf hidup serta perekonomian daerah. Sementara itu, nilai yang ditawarkan wisman atau para pelancong adalah mendapatkan nilai kehidupan yang lebih dibanding jika mereka hanya jalan-jalan tanpa interaksi intim dengan penduduk.
Voluntourism = Deritamu, Kisahku Juga
Visi misi yang dilahirkan dari voluntourism adalah mengajak kita untuk melihat Indonesia dari sudut pandang pelaku, maka sudah pasti akan membuat kita lebih dekat dengan saudara yang tidak kita kenal, menambah tingkat Ke-Indonesia-an yang ada di dalam diri kita dan juga mungkin akan membantu mengurangi derita yang terdapat di suatu daerah.
Maka selanjutnya, apa yang harus kita lakukan untuk pariwisata? Mari bergerak! Kita tunjukkan kepada dunia, bahwa kita mampu membawa pariwisata negeri ini ke arah yang lebih baik. :)

Referensi :


1 comment:

  1. Aku suka artikel ini Kak.
    Nexttime boleh nongkrong bareng ngobrol in pariwisata Indonesia :)

    Salam kenal \m/

    ReplyDelete